Unsur Pembentuk Batubara
Sebagian besar
komposisi batubara adalah unsur-unsur C-H-O-N-S-P. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral
matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank).
Meskipun komposisi unsur organik
pembentuk batubara berbeda-beda sesuai dengan jenis batubaranya, tapi kurang
lebih dapat dinyatakan sebagai C100H30~110O3~40N0.5~2S0.1~3.
Sedangkan untuk unsur inorganik, terdiri dari unsur inorganik utama dan unsur
inorganik minor.
Unsur
inorganik utama: Si, Al, Ca, Fe, Mg, Na, Ti, K.
Unsur
inorganik minor: Be, Se, V, Cr, Co, Ni, Cu, Zn, Ga, Ge, As, Hg, Pb, Rb, Sr, Y,
Zr, Nb, Ba, La, Ce, Nd, Sm, dll.
v
Maceral
Batubara
Batubara adalah tumbuhan purba yang mengendap di dalam tanah
yang prosesnya berlangsung sejak periode karbon (carboniferous period) kurang lebih 350 juta tahun lalu sampai
dengan periode neosin (Neocene period) kurang lebih jutaan tahun lalu, yang
kemudian terurai oleh sejenis jamur (fungi), dan selanjutnya mengalami
pembatubaraan (coalification) yang
diakibatkan oleh tekanan seperti pergerakan lapisan kulit bumi. Tidak diragukan
lagi bahwa batubara terbentuk dari material tumbuhan dari tetumbuhan purba yang
pernah berkembang di masa tersebut. Menggunakan mikroskop optik, struktur
batubara (coal maceral) dapat diamati dengan jelas.
Maceral dan mineral batubara
Struktur kimia dan
fisika dari batubara adalah sebagai berikut: (Sudibandriyo, 2003) :
a. Lithotype region, tersusun atas hidrokarbon organik
yang memiliki perbedaan dalam densitas, reflektivitas, kekuatan dan
volatilitas.
b. Lithotype boundaries, tersusun atas komposisi
non-hidrokarbon yang memiliki densitas 50% lebih besar dari komposisi yang
terdapat pada lithotype.
c. Microscope organic region, merupakan bahan pembangun
lithotype, dengan ukuran 10-6-10-4 m ; dikenal sebagai maceral. Maceral
batubara dibagi menjadi tiga, yaitu:
·
Exinite (Liptinite)
Terbentuk dari daun, kulit pohon, serbuk sari, biji, dan resin pada
pohon. Tingkat pantulannya sangat rendah.
·
Vitrinite
Terbentuk dari jaringan kayu. Tingkat
pantulannya rendah , Semakin
besar kandungan Vitrinite pada
batubara, semakin besar pula volume Langmuir dan BET serta jumlah mikropori
yang terdapat pada batubara. Selain itu, kandungan vitrinite juga berbanding
lurus dengan kesetimbangan moisture content dari batubara (Clarckson
& Bustin, 1996)
·
Inertinite
Terbentuk dari jaringan kayu yang mengalami oksidasi kuat. Memiliki tingkat pantulannya tinggi. Penelitian yang dilakukan
Clarkson pada tahun 1996, menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan Inertinite
pada batubara maka semakin kecil volume Langmuir dan BET.
B. Mineral Dalam Batubara
Komposisi,
model keberadaan, dan kondisi sebaran mineral dalam batubara merupakan
karakteristik mendasar yang pokok untuk menjelaskan sifat serta mekanisme pembentukan
abu batubara pada pembakaran suhu tinggi dan pada proses gasifikasi batubara.
Mineral–mineral utama dalam batubara:
a.
mineral
lempung, misalnya kaolinite (Al2O3・SiO2・xH2O).
b.
karbonat,
misalnya calcite (CaCO3).
c.
sulfide,
misalnya pyrite (FeS2).
d.
oksida,
misalnya quartz (SiO2)
e.
Logam
berikatan organik: ion exchangeable metal ( -COO-Na+,
dll).
C.
Struktur Molekul Batubara
Material
organik batubara terbentuk dari makromolekul yang memiliki berat molekul
ratusan sampai ribuan atau lebih, yang tersusun dari unit dasar berupa cincin
benzena (benzene ring) dan cincin aromatik polinukleus (polynucleus aromatic
ring) yang gugus fungsionalnya (misalnya gugus metil atau gugus hidroksil)
saling berikatan. Unit – unit dasar tersebut terhubung dengan ikatan metilen,
ikatan ether, dan ikatan lain. Adapun makromolekul itu sendiri terhubung dengan
ikatan nonkovalen seperti ikatan π-π (ikatan Van der Walls bertipe
aromatic flat space), ikatan hidrogen, ikatan ion, dan ikatan lainnya,
membentuk struktur jaringan 3 dimensi yang kuat.
Dari
hasil penelitian, interaksi di antara molekul – molekul tersebut ternyata
diketahui sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan sifat material dan
karakteristik reaksi termokimia pada batubara saat mendapat perlakuan panas.
Gambar 2
Struktur molekul batubara
D. Pirolisis Batubara
Bila
batubara dipanaskan dalam lingkungan gas inert, ikatan – ikatan dalam batubara
akan terlepas dan terurai membentuk radikal yang bermacam – macam, dimulai dari
yang energi ikatannya paling lemah. Radikal – radikal tersebut akan segera
bereaksi membentuk material stabil berupa gas, zat cair (tar), zat padat
(char). Reaksi pirolisis ini berlangsung dalam hitungan mili detik sampai
beberapa puluh mili detik.
Gambar 3 Pirolisis batubara
Pirolisis
batubara merupakan metode yang efektif untuk menghasilkan material kimia yang bermanfaat
seperti etana, metilen, benzena, dan toluen, karena di dalam prosesnya, cincin
aromatik yang membentuk batubara langsung berubah dari rantai sisi (side chain)
menjadi material – material tersebut. Untuk dapat menambah tingkat keterambilan
material – material itu, diperlukan pengontrolan terhadap reaksi penguraian
batubara yang berstruktur kompleks tersebut, yang prosesnya berlangsung sangat
singkat.